17 tradisi unik sebelum puasa ramadhan di indonesia

keaneka ragaman budaya di indonesia memang tidak bisa di pungkiri. dari hal kecil hingga yang paling istimewa pun sudah menjadi adat istiadat penduduk indonesia.tradisi yang mengalir turun temurun pun hingga kini masih melekat pada diri pribadi masing.
berikut ini sebagian tradisi yang di jalani penduduk islam indonesia sebelum bulan puasa ramadhan di bebagai daerah.



  1. TRADISI MANDI PANGIR  asahan medan sumut Satu hari menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, muslim Medan mengenal tradisi mandi pangir atau marpangir atau mandi pandan.Mandi pangir atau marpangir sudah menjadi kebiasaan setiap menjelang Ramadhan, dimana pangir yang berisikan daun jeruk, pandan, serei dan beberapa daun lainnya dijual Rp 2.500 hingga Rp 3.500 per bungkus.
  2. TRADISI PADUSAN di bantul jogja ialah tradisi mandi di pantai atau tempat renang yang bertujuan membersihkan diri dari hal hal yang mengitiri hati. acara ini akan terkonsentrasi di beberapa objek wisata pantai seperti Pantai Parangtritis, Pantai Depok, Pantai Gua Cemara, Pantai Kuwaru, Pantai Baru, dan sejumlah kolam renang serta sendang-sendang
  3. TRADISI MUNGGAHAN merupakan suatu kegiatan atau tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat sebelum melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan, dimana jenis kegiatan tersebut biasanya berupa makan bersama atau istilah dalam bahasa sunda “botram,” yang biasa di lakukan sambil bertamasya baik di pegunungan, sawah ataupun ke tempat wisata lainnya, baik bersama keluarga besar, sahabat (genk), RT, jamaah pengajian maupun rekan sepekerjaan.sambil menikmati sajian makanan khas untuk kemudian mempersiapkan diri masing-masing dalam menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang. Tradisi ini adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat walaupun dengan cara yang berbeda-beda.Tetapi intinya tetap satu, yaitu berkumpul bersama sambil menikmati sajian makanan yang disuguhkan.Inilah tradisi yang biasa dilakukan ditengah masyarakat sunda pada umumnya yang secara turun temurun terus dipertahankan oleh setiap generasi berikutnya.
  4. TRADISI NYOROG Di Betawi, tradisi “Nyorog” atau membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti Bapak/Ibu, Mertua, Paman, Kakek/Nenek, menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Meski istilah “Nyorog”nya sudah mulai menghilang, namun kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi. Bingkisan tersebut biasanya berisi bahan makanan mentah, ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya.Tradisi “Nyorog” di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan, bahwa bulan suci Ramadhan akan segera datang, selain itu tradisi “Nyorog” juga sebagai pengikat tali silahturahmi sesama sanak keluarga.
  5. TRADISI BALIMAU padang sumbar. tadisi ini hampir sama dengan tradisi padusa, yakni membersihkan diri dengan cara berendam atau mandi bersama-sama di sungai atau tempat pemandian.Tradisi Balimau dilakukan oleh masyarakat Padang, Sumatera Barat. Biasanya tradisi ini dilakukan dari mulai matahari terbit hingga terbenam beberapa hari sebelum bulan Ramadhan.Mirip dengan “Padusan”, makna dari tradisi Balimau ini berarti melakukan pembersihan diri secara lahir dan batin, agar seseorang siap menjalankan ibadah puasa.
  6. TRADISI JALUR PACU Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut acara tersebut.Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam.
  7. TRADISI MEUGANG aceh.Meugang Berbeda dengan lainnya, di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) atau yang akrab disebut dengan kota “Serambi Mekah”, warganya menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan menyembelih kambing atau kerbau. Tradisi ini disebut “Meugang”, konon kabarnya tradisi “Meugang” sudah ada sejak tahun 1400 Masehi, atau sejak jaman raja-raja Aceh.Tradisi makan daging kerbau atau kambing ini biasa dilakukan oleh seluruh warga Aceh. Bahkan jika ada warga yang tidak mampu membeli daging untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu, agar semua warganya dapat menikmati daging kambing atau kerbau sebelum datangnya bulan Ramadhan.Tradisi “Meugang” biasanya juga dilakukan saat hari raya Lebaran dan Hari Raya Haji.
  8. TRADISI DUGDAREN jateng.Tradisi “Dugderan” ini berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama “Dugderan” sendiri berasal dari kata “Dug” dan “Der”. Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata “Der” sendiri berasal dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug.Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini terus bertahan ditengah perkembangan jaman. biasanya digelar kira-kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai. Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun sudah menjadi semacam pesta rakyat. Meski sudah jadi semacam pesta rakyat berupa tari japin, arak-arakan (karnaval) hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang–, tetapi proses ritual (pengumuman awal puasa) tetap menjadi puncak dugderan.Untuk tetap mempertahankan suasana seperti pada jamannya, dentuman meriam kini biasanya diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran.Bleduran terbuat dari bongkahan batang pohon yang dilubangi bagian tengahnya, untuk menghasilkan suara seperti meriam biasanya diberi karbit yang kemudian disulut api.
  9. TRADISI DANDANGAN (Kudus, Jawa Tengah)Perayaan tradisi ‘Dandangan’ merupakan sebuah tradisi di kota Kudus yang diadakan menjelang kedatangan bulan suci Ramadhan. Dandangan merupakan pasar malam yang diadakan di sekitar Menara Kudus, sepanjang jalan Sunan Kudus, dan meluas ke lokasi-lokasi di sekitarnya. Pada tradisi dandangan ini diperdagangkan beraneka ragam kebutuhan rumah tangga mulai dari peralatan rumah tangga, pakaian, sepatu, sandal, hiasan keramik, sampai dengan mainan anak-anak serta makan dan minuman.Tradisi ini sudah ada sejak 450 tahu yang lalu atau tepatnya zaman Syeh Jakfar Shodiq (Sunan Kudus). Pada saat itu, setiap menjelang bulan puasa, ratusan santri Sunan Kudus berkumpul di Masjid Menara menunggu pengumuman dari Sang Guru tentang awal puasa. Para santri tidak hanya berasal dari Kota Kudus, tetapi juga dari daerah sekitarnya seperti Kendal, Semarang, Demak, Pati, Jepara, Rembang, bahkan sampai Tuban, Jawa Timur. Karena banyaknya orang berkumpul, tradisi ‘Dandangan’ kemudian tidak sekadar menunggu pengumuman resmi dari Masjid Menara tentang awal puasa, tetapi juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di lokasi itu.
  10. TRADISI MALAMANG (Sumatra Barat)Masih di Sumatra Barat, ada sebuah tradisi lain yang dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan. Di sini, masyarakat berkumpul dan bergotong royong membuat nasi lemang pada ruas-ruas bambu yang telah dipotong-potong.Tradisi ini biasanya dilakukan dua hari menjelang Ramadhan. Dan hasil lemang yang dimasak tadi akan dijadikan hantaran ke rumah mertua sebagai permohonan maaf.
  11. TRADISI MEGENGAN ( Jawa Timur)Di Surabaya, menjelang Ramadhan ada tradisi yang disebut ‘Megengan’. Konon, tradisi ini dimulai dari kawasan Ampel, di sekitar Masjid Ampel, Surabaya. ‘Megengan’ ditandai dengan makan apem, semacam serabi tebal berdiameter sekitar 15 senti, dibuat dari tepung beras. Apemnya nyaris tawar, seperti kue mangkok yang dipakai warga keturunan Tionghoa untuk sembahyangan menjelang Imlek.Diduga nama apem atau apam berasal dari kata afwan dalam bahasa Arab yang berarti maaf. Tradisi makan apem ini untuk memaknai permintaan maaf kepada sesama saudara, kerabat, dan teman. Sebetulnya, yang terjadi bukanlah sekadar tradisi makan apem, melainkan melaksanakan selamatan atau tahlilan dengan hidangan apem dan pisang raja untuk mendoakan arwah saudara dan kerabat yang telah meninggal, sekaligus minta maaf. Setelah tahlilan, apem dan pisang dibagikan kepada semua keluarga dan tetangga.
  12. TRADISI NYADRAN, tradisi yang biasa dilakukan menjelang bulan puasa. Tradisi berziarah ke makam leluhur ini sudah dilakukan sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sejak zaman dahulu hingga sekarang.Nyadran atau sadranan berasal dari bahasa Jawa yang artinya berziarah. Pada mulanya nyadran dilakukan ke makam tokoh masyarakat yang sangat dihormati maupun nenek moyang keturunannya. Namun kini, beberapa masyarakat hanya berziarah ke makam famili atau sanak saudaranya.
  13. TRADISI MEGIBUNG di Denpasar, Meski penduduk Bali beragam Hindu, namun tak berarti tidak ada tradisi khusus saat bulan Ramadan di pulau ini. Warga Kampung Islam Kepaon, Denpasar, masih menjalankan tradisi Megibung, yakni berbuka puasa bersama di masjid setiap memasuki hari ke-10 bulan Ramadan.Dalam bahasa Bali, megibung berarti makan bersama atau makan dalam satu wadah yang beralaskan daun pisang. Satu wadah dapat  dinikmati oleh 4-6 orang.
  14. TRADISI BAGARAKAN di Banjarbaru, Kalimantan SelatanBagarakan merupakan salah satu tradisi dalam menyambut malam salikuran, yaitu malam kedua puluh satu bulan Ramadan. Kata bagarakan sendiri berarti berkarnaval atau pawai.Menariknya, dalam karnaval akan ada dua kegiatan yang paling menonjol, yakni tradisi bagarakan tanglong (karnaval lampionberukuran besar) dan bagarakan sahur (membangunkan warga untuk sahur) yang berlokasi di Lapangan Murdjani.
  15. TRADISI BELANGIRAN lampung. Masyarakat Lampung mengenal kuat tradisi belangiran setiap jelang Ramadhan. Tradisi turun temurun ini dilakukan untuk mensucikan diri dengan mandi disungai menyambut bulan suci Ramadhan sebagai simbol mesucikan hati dalam memasuki bulan puasa sehingga dapat menjalankan ibadah dengan lancar khusyuk tanpa aral dan rintangan. Ada perlengkapan yang digunakan saat belangiran, yakni Air Langir, bunga tujuh rupa, daun pandan dan setanggi. Air langir yang digunakan dalam prosesi belangiran menggunakan air dari tujuh sungai yang berada di sekitar tempat berlangsungnya belangiran. Biasanya air ini diambil dua hari sebelum prosesi belangiran dilaksanakan. Air yang sudah diambil ini dipisahkan satu sama lain dan juga disesuaikan dengan beberapa kepala keluarga yang akan mengikuti prosesi belangiran.
  16. TRADISI ZIARAH KUBRO di palembang Warga Palembang mengenal arak-arakan ziarah kubra. Mereka  berziarah ke pemakaman Kawah Tengkurep 3 Ilir untuk mengingat jasa para ulama setempat.
  17. TRADISI BEBERSINAN di lombok Mengawali bulan suci Ramadhan, Tradisi Bebersinan atau yang biasa di sebut Penampahan menjadi kemeriahan tersediri masyarakat Lombok.
Itulah beberapa tradisi yang bisa saya ulas tentang tradisi ramadhan.

No comments:

Post a Comment